Minggu, 21 Oktober 2012

Kotbah Hari Minggu 21 Oktober 2012

ALLAH  MAHARAHIM

  (P. Benediktus Bere Mali, SVD).


Pengantar  Misa
Hari Raya St. Ursula
Pelindung Suster-suster Ursulin
Misa di Komunitas St. Maria Ursulin
Jl. Dharmo - Surabaya



Kecantikan seorang gadis pasti menarik simpati bagi banyak orang. St. Ursula yang kita peringati hari ini adalah pelindung suster suster ursulin, adalah pribadi yang cantik wajahnya yang menarik banyak orang. Kecantikan fisiknya menjadi sempurna oleh karena ia juga cantik imannya kepada Kristus sang penyelamat. Bagi para beriman, kecantikan itu memperteguh iman sesama. Tetapi bagi sebagian orang kecantikan itu dilihat sebagai alat pemuas egoisme. Mereka yang tidak beriman, kafir, berupaya merebut kecantikan fisik St. Ursula. Prinsip kokoh St. Ursula mempertahankan kemurnian fisiknya dipersembahkan kepada Tuhan Yesus sumber imannya, membangkitkan amarah para pemuda kafir kaki tangan raja kafir pada zamannya, dan membawa kematian St. Ursula. Ia tetap setia pada Tuhan secara lahir bathin selama hidup sampai mati. Buahnya ia terima, yaitu menjadi santa di dalam bahagia di surga. Bagi kita kecantikan fisik itu adalah rahmat Tuhan. Kita perlu mempercantik diri kita dalam pikiran, kata dan perilaku, sebagai ungkapan iman kita yang cantik. Doa dan salah memperlemah kecantikan iman kita. Maka marilah kita memohon ampun kepada Tuhan.



ALLAH MAHARAHIM.
Kotbah HMB XXIX B
21 Oktober 2012

Mg Biasa XXIX/Minggu Misi/Evangelisasi
Yes 53:10-11; Ibr 4:14-16; Mrk 10:35-45



Siapa yang mempunyai rahim? Yang mempunyai rahim adalah Perempuan. Apakah Allah mempunyai Rahim? Ya Allah adalah Maharahim. Kemaharahiman Allah itu sesungguhnya menunjukkan bahwa adanya aspek keibuan yang sangat mendasar di dalam Allah yang kita imani. Fungsi rahim adalah memberikan kenyamanan bagi kita yang sejak awal hidup dan lahir dari sana. Tanpa rahim yang aman kita tidak akan ada.

Demikian pun di dalam arti spiritual. Allah kita memberikan kerahimanNya kepada kita sejak awal sampai selamanya, yang membuat kita aman dalam naunganNya baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Allah selalu hadir melayani kita ciptaanNya agar kita selamat. Puncak keselamatan itu dijumpai di dalam Yesus sang juru selamat semua orang melintas batas. Yesus sebagai satu-satunya penyelamat dunia. Hal ini ditekankan di dalam Kis 4:12 bahwa hanya di dalam Yesus ada sumber keselamatan yang sejati. Hanya di dalam Allah yang berinkarnasi menjadi manusia ada keselamatan. Juga di dalam dalam Yoh 14:6, dikatakan : "Yesus adalah satu-satu jalan kebenaran dan kehidupan." Yesus adalah kerahiman Bapa-Nya yang menjadi nyata di dalam melayani semua orang yang berpuncak di dalam korban di salib sampai mati dan bangkit pada hari yang ketiga.

Kerahiman adalah aspek penting di dalam hidup kita. Sebagai orang tua, menghadirkan kerahiman terhadap keluarga, dengan cara, diri kita sebagai "security" bagi setiap anggota keluarga. Keamanan bagi anak-anak dalam bidang pendidikan dengan mendukungnya dalam hal materi, psikologis, dan spiritual dan dalam aneka segi hidup secara utuh. Dalam kehidupan membiara, kita menjadikan diri kita sebagai "security" dalam segala bidang kehidupan bagi diri sendiri, sesama, dan semua orang melintas batas, sebagai kesaksian hidup bagi dunia.

St. Ursula yang kita peringati hari ini memberikan kerahiman Allah dengan cara memberikan keamanan kepada imannya kepada Kristus, dalam menghadapi aneka musuh kristus yang hadir di dalam orang-orang yang secara paksa merebut kemurniannya secara fisik maupun secara spiritual. Ia menjadi pahlawan spiritual, membela kebenaran iman di dalam hatinya sampai mati, terhadap para pemuda yang dikuasai kekuatan jahat yang mendorong mereka secara paksa tak berperikemanusiaan merebut kemurnian St. Ursula yang cantik dan menawan.
Teladan kemartiran dan keperawanan ST. Ursula, dapat kita tumbuhkembangkan di dalam hidup kita pada zaman multukulturalisme ini, melalui 3D : Defense of our faith, Development of our faith, and Diplomation of our faith. Kita harus memiliki identitas yang satu yaitu identitas beriman Katolik di dalam dunia relativisme dan multikulturalisme. Kita harus mengembangkan iman kita secara intelektual maupun secara aktual di dalam dunia multikultural sehingga iman kita selalu dinamis dalam cara mengeskpresikan diri kepada dunia. Kita harus mendialogkan iman kita dengan beraneka ilmu pengetahuan dan dialog hidup sebagai saksi yang nyata dapat disaksikan semua orang lintas batas. Hal inilah yang ditekankan oleh Paus Benediktus XVI, dengan menjadikan tahun iman, yang dibuka mulai pada bulan oktober 2012-2013.



 Modofikasi
Misa di Griya Lanjut Usia
St. Yosef 
Biara  KSSY 
Minggu 21 Oktober 2012 















Tidak ada komentar: