ALLAH MAHARAHIM
(P. Benediktus Bere Mali, SVD).
(P. Benediktus Bere Mali, SVD).
Pengantar Misa
Hari Raya St. Ursula
Pelindung Suster-suster Ursulin
Misa di Komunitas St. Maria Ursulin
Jl. Dharmo - Surabaya
Kecantikan
seorang gadis pasti menarik simpati bagi banyak orang. St. Ursula yang kita
peringati hari ini adalah pelindung suster suster ursulin, adalah pribadi yang
cantik wajahnya yang menarik banyak orang. Kecantikan fisiknya menjadi sempurna
oleh karena ia juga cantik imannya kepada Kristus sang penyelamat. Bagi para
beriman, kecantikan itu memperteguh iman sesama. Tetapi bagi sebagian orang
kecantikan itu dilihat sebagai alat pemuas egoisme. Mereka yang tidak beriman,
kafir, berupaya merebut kecantikan fisik St. Ursula. Prinsip kokoh St. Ursula
mempertahankan kemurnian fisiknya dipersembahkan kepada Tuhan Yesus sumber
imannya, membangkitkan amarah para pemuda kafir kaki tangan raja kafir pada
zamannya, dan membawa kematian St. Ursula. Ia tetap setia pada Tuhan secara
lahir bathin selama hidup sampai mati. Buahnya ia terima, yaitu menjadi santa
di dalam bahagia di surga. Bagi kita kecantikan fisik itu adalah rahmat Tuhan.
Kita perlu mempercantik diri kita dalam pikiran, kata dan perilaku, sebagai
ungkapan iman kita yang cantik. Doa dan salah memperlemah kecantikan iman kita.
Maka marilah kita memohon ampun kepada Tuhan.
ALLAH
MAHARAHIM.
Kotbah HMB XXIX B
21 Oktober 2012
Mg
Biasa XXIX/Minggu Misi/Evangelisasi
Yes
53:10-11; Ibr 4:14-16; Mrk 10:35-45
Siapa
yang mempunyai rahim? Yang mempunyai rahim adalah Perempuan. Apakah Allah
mempunyai Rahim? Ya Allah adalah Maharahim. Kemaharahiman Allah itu
sesungguhnya menunjukkan bahwa adanya aspek keibuan yang sangat mendasar di
dalam Allah yang kita imani. Fungsi rahim adalah memberikan kenyamanan bagi
kita yang sejak awal hidup dan lahir dari sana. Tanpa rahim yang aman kita
tidak akan ada.
Demikian
pun di dalam arti spiritual. Allah kita memberikan kerahimanNya kepada kita
sejak awal sampai selamanya, yang membuat kita aman dalam naunganNya baik di
dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Allah selalu hadir melayani kita
ciptaanNya agar kita selamat. Puncak keselamatan itu dijumpai di dalam Yesus
sang juru selamat semua orang melintas batas. Yesus sebagai satu-satunya
penyelamat dunia. Hal ini ditekankan di dalam Kis 4:12 bahwa hanya di dalam
Yesus ada sumber keselamatan yang sejati. Hanya di dalam Allah yang
berinkarnasi menjadi manusia ada keselamatan. Juga di dalam dalam Yoh 14:6,
dikatakan : "Yesus adalah satu-satu jalan kebenaran dan kehidupan."
Yesus adalah kerahiman Bapa-Nya yang menjadi nyata di dalam melayani semua
orang yang berpuncak di dalam korban di salib sampai mati dan bangkit pada hari
yang ketiga.
Kerahiman
adalah aspek penting di dalam hidup kita. Sebagai orang tua, menghadirkan
kerahiman terhadap keluarga, dengan cara, diri kita sebagai
"security" bagi setiap anggota keluarga. Keamanan bagi anak-anak
dalam bidang pendidikan dengan mendukungnya dalam hal materi, psikologis, dan
spiritual dan dalam aneka segi hidup secara utuh. Dalam kehidupan membiara,
kita menjadikan diri kita sebagai "security" dalam segala bidang
kehidupan bagi diri sendiri, sesama, dan semua orang melintas batas, sebagai
kesaksian hidup bagi dunia.
St.
Ursula yang kita peringati hari ini memberikan kerahiman Allah dengan cara
memberikan keamanan kepada imannya kepada Kristus, dalam menghadapi aneka musuh
kristus yang hadir di dalam orang-orang yang secara paksa merebut kemurniannya
secara fisik maupun secara spiritual. Ia menjadi pahlawan spiritual, membela
kebenaran iman di dalam hatinya sampai mati, terhadap para pemuda yang dikuasai
kekuatan jahat yang mendorong mereka secara paksa tak berperikemanusiaan
merebut kemurnian St. Ursula yang cantik dan menawan.
Teladan
kemartiran dan keperawanan ST. Ursula, dapat kita tumbuhkembangkan di dalam
hidup kita pada zaman multukulturalisme ini, melalui 3D : Defense of our faith,
Development of our faith, and Diplomation of our faith. Kita harus memiliki
identitas yang satu yaitu identitas beriman Katolik di dalam dunia relativisme
dan multikulturalisme. Kita harus mengembangkan iman kita secara intelektual
maupun secara aktual di dalam dunia multikultural sehingga iman kita selalu
dinamis dalam cara mengeskpresikan diri kepada dunia. Kita harus mendialogkan iman
kita dengan beraneka ilmu pengetahuan dan dialog hidup sebagai saksi yang nyata
dapat disaksikan semua orang lintas batas. Hal inilah yang ditekankan oleh Paus
Benediktus XVI, dengan menjadikan tahun iman, yang dibuka mulai pada bulan
oktober 2012-2013.
Modofikasi
Misa di Griya Lanjut Usia
St. Yosef
Biara KSSY
Minggu 21 Oktober 2012
Modofikasi
Misa di Griya Lanjut Usia
St. Yosef
Biara KSSY
Minggu 21 Oktober 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar